Skip to main content

KAWAH IJEN (IJEN CRATER)

Ijen
Perjalanan ke Ijen dapat ditempuh dari Bondowoso atau Banyuwangi. Kali ini rute yang saya ambil dari Banyuwangi. Perjalanan dari dimulai dari Surabaya dengan menggunakan Kereta Api Ekspres Mutiara Timur yang berangkat dari Stasiun Gubeng jam 09:00 dan turun di Stasiun Rogojampi Banyuwangi jam 15:15 (salut dengan PT KAI dengan ketepatan waktunya).

Karena tujuan ke Kawah Ijen untuk melihat Blue Fire (yang konon hanya ada di 2 tempat di dunia yaitu Alaska dan Ijen) dan melihat matahari terbit maka saya putuskan berangkat dari Banyuwangi kota jam 23:30 dengan menggunakan kendaraan sewa. Perjalanan menuju Paltuding (pos terakhir sebelum tracking) cukup menantang khususnya 6 KM sebelum Paltuding karena jalan yang menanjak dan tikungan tajam. Ada hal yang menggembirakan karena saat ini tidak ada lagi pemaksaan menggunakan kendaraan Trooper karena informasi sebelumnya ada beberapa kejadian kendaraan yang dihentikan (biasanya minibus) yang dipaksa untuk menggunakan Trooper untuk mencapai Paltuding dengan alasan medan yang berat atau harus membayar Rp300ribu sampai Rp450ribu jika tidak menggunakan Trooper.

Sampai di Paltuding sekitar jam 00:45 ternyata sudah ramai sekali wisatawan yang akan naik ke Kawah Ijen (mungkin kebetulan malam minggu dan akan memasuki bulan puasa). Karena belum pernah ke Kawah Ijen saya ditawari pakai guide saja dengan imbalan Rp150ribu. Tiket masuk untuk wisatawan lokal Rp7,500 (hari libur) dan Rp150ribu untuk turis asing (jauh sekali bedanya ya).
Karena saat itu ramai sekali dan antrian yang mau beli tiket sudah panjang tetapi karena saya pakai guide jadi dapat kemudahan tidak perlu antri.

Oh ya, di dekat loket penjualan tiket tertulis peringatan bagia yang bermasalah dengan jantung, paru dan asma tidak diperbolehkan naik mengingat medan yang cukup berat dan di Paltuding suhunya mencapai 10 derajat celcius.

Setelah melewati pos pemeriksaan tiket disinilah dimulainya perjuangan untuk mencapai Kawah Ijen. Informasi dari guide jarak yang akan ditempuh untuk tracking 'hanya' 3 KM dan saya pikir no problem dan tidak terlalu jauh. Awalnya jalan yang dilalui belum begitu menanjak dan masih lebar dan rata. Setelah berjalan beberapa puluh meter napas mulai ngos-ngosan dan terasa pendek (mungkin karena jarang olah raga). Setelah berhenti sebentar mengatur napas perjalanan dilanjutkan. Seterusnya medan makin berat karena mulai menanjak dan sayapun harus berhenti beberapa kali (saking banyaknya tidak terhitung) untuk mengatur napas. Oh ya karena jalannya malam dan masih gelap jadi guide saya yang menyenter jalannya. Selama diperjalanan banyak saya lihat wisatawan mulai dari anak kecil sampai dewasa dan juga wisatawan asing. Beberapa kali bertemu dengan para penambang belerang yang mulai naik. Saat bertemu dengan mereka sebaiknya memberi jalan kepada mereka apalagi jika bertemu penambang yang turun membawa belerang mungkin 50 - 80 Kg. Setelah tracking 2 KM sampailah di pos istirahat (ada warung) dan banyak wisatawan yang memanfaatkan toilet alam. Setelah istirahat sebentar sisa 1 KM perjalanan dilanjutkan dan akhirnya tiba di Kawah Ijen jam 04:00 subuh. Berarti 3 KM perjalanan saya tempuh dalam waktu 3 jam (emezing ya).

Ini adalah sebagaian hasil jepretannya:

Menunggu matahari terbit di Kawah Ijen
Kawah Ijen saat masih gelap. Lampu dibawah berasal dari senter wisatawan yang turun untuk melihat Blue Fire
Karena terlalu jauh Blue Fire tidak terlihat
Kawah Ijen dan Danau Hijau
Kawah Ijen dengan tekstur yang luar biasa
Belerang hasil penambangan
Panorama dari Kawah Ijen
Panorama dari Kawah Ijen
Jalan menuju Kawah Ijen
Panorama Gunung Raung dikejauhan
Panorama Gunung Raung dikejauhan
Panorama Gunung Raung dikejauhan
Jalan menuju Kawah Ijen di sisi Paltuding
Sesampainya di Kawah Ijen dan suasana masih gelap dan yang terlihat hanya lampu senter wisatawan saya dan guide mencari tempat yang strategis untuk melihat kawah. Tetapi karena suhu sangat dingin dan angin maka kami pindah ke celah untuk mencari perlindungan sambil menyalakan api untuk kehangatan. Saatnya saya memutuskan untuk melihat Blue Fire atau tidak. Karena tenaga sudah terkuras saat naik dan untuk melihat Blue Fire harus turun melalui jalan setapak berbatu kurang lebih 80 M kebawah maka saya putuskan hanya melihat dari atas saja yang samar-samar terlihat. Kebetulan saat itu cerah dan tidak tertutup asap.

Setelah puas menikmati pemandangan dan berfoto-ria tepat jam 05:45 saya turun karena harus mengejar jadwal kereta api kembali ke Surabaya jam 09:00. Perjalanan turun ditempuh dalam waktu 1 jam (dengan jarak yang sama). Untuk turun juga perlu perjuangan karena kaki harus menahan beban di jalan yang menurun dan sekali-kali terpeleset karena jalannya ada batu-batu kecil.
Tepat jam 06:45 tiba di Paltuding dan langsung melanjutkan perjalanan ke stasiun kereta api untuk pulang ke Surabaya.

SELAMAT BERWISATA

Foto-foto lain dapat dilihat di http://www.panoramio.com/user/507171


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pantai Pulau Merah dan Teluk Hijau

PANTAI PULAU MERAH & TELUK HIJAU PANTAI PULAU MERAH Salah satu tujuan wisata di Banyuwangi dan yang sedang populer adalah Pantai Pulau Merah dan Teluk Hijau di selatan Banyuwangi. Pantai Pulau Merah berjarak 67 KM dari kota Banyuwangi arah ke selatan dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam dengan kondisi lalu lintas normal. Selepas kota Banyuwangi arah ke selatan akan melawati kota Rogojampi terus ke selatan arah ke Srono, Cluring dan terakhir Pesanggaran dimana Pantai Pulau Merah berada. Perjalanan menuju Pulau Merah banyak melewati persimpangan dan disarankan untuk tetap memperhatikan papan petunjuk yang mengarah ke Pulau Merah. Memasuki Pantai Pulai Merah akan disambut dengan deretan tenda yang cukup banyak dan tertata rapi sehingga sedap dipandang dan sebagai pemanis khas pantai. Arah kiri jika masuk lokasi maka akan terlihat bukit batu (seperti pulau) yang ditutupi dengan vegetasi hijau tanaman pantai. Saat air surut maka kita bisa menyeberang ke pulau t...

PUNCAK B29 SISI LAIN MELIHAT BROMO

Panorama Bromo www.panoramio.com/user/507171 Setelah mendengar dari teman dan browsing mengenai keindahan melihat panorama Bromo dari sisi lain yaitu dari titik B29, dengan rasa penasaran akhirnya saya berkesempatan untuk membuktikannya. Kenapa sih disebut B29? Seperti merek sabun! B29 kalau tidak salah (menurut informasi dari beberapa sumber) adalah bukit tertinggi (bukan Bukittinggi yang ada di Sumbar ya) yaitu pada ketinggian 2900 meter dpl (diatas permukaan laut). Saya mencoba mencari lokasi tersebut di Google Earth dan setelah pointer saya letakkan di titik dimaksud angkanya menunjukkan 2520 meter pada titik koordinat 7 derajat 57'37.74' S dan 112 derajat 59'36.67' T. Padahal saat pointer saya letakkan di Penanjakan menunjukkan 2750 meter dpl yang berarti lebih tinggi dari B29. Saya tidak mempermasalahkan mana yang benar tetapi yang jelas B29 sudah mulai dikenal. LOKASI Bukit B29 berada di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajan...